Advertise

Pages

Pages - Menu

Social Icons

Sample Text

Featured Posts

 
Jumat, 20 Juli 2012

Kota Tua (Batavia Lama) Jakarta

0 komentar



Salam Nusantara !
Sobat pernah berkunjung di Batavia Lama atau Kota Tua dikawasan Utara Jakarta? Kalau belum yuk ikuti petualangan Bang Mamat di Kota Tua.
Sedikit bercerita tentang sejarah Kota Tua ini sobat. Dulu pada tahun 1526, Fatahillah, dikirim oleh Kesultanan Demak, menyerang pelabuhan Sunda Kelapa di kerajaan Hindu Pajajaran, kemudian dinamai Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektar dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Tahun 1619, VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando Jan Pieterszoon Coen. Satu tahun kemudian, VOC membangun kota baru bernama Batavia untuk menghormati Batavieren, leluhur bangsa Belanda. Kota ini terpusat di sekitar tepi timur Sungai Ciliwung, saat ini Lapangan Fatahillah.
Penduduk Batavia disebut "Batavianen", kemudian dikenal sebagai suku "Betawi", terdiri dari etnis kreol yang merupakan keturunan dari berbagai etnis yang menghuni Batavia.
Tahun 1635, kota ini meluas hingga tepi barat Sungai Ciliwung, di reruntuhan bekas Jayakarta. Kota ini dirancang dengan gaya Belanda Eropa lengkap dengan benteng (Kasteel Batavia), dinding kota, dan kanal. Kota ini diatur dalam beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal. Kota Batavia selesai dibangun tahun 1650. Batavia kemudian menjadi kantor pusat VOC di Hindia Timur. Kanal-kanal diisi karena munculnya wabah tropis di dalam dinding kota karena sanitasi buruk. Kota ini mulai meluas ke selatan setelah epidemi tahun 1835 dan 1870 mendorong banyak orang keluar dari kota sempit itu menuju wilayah Weltevreden (sekarang daerah di sekitar Lapangan Merdeka). Batavia kemudian menjadi pusat administratif Hindia Timur Belanda. Tahun 1942, selama pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai sekarang.
Tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekrit yang resmi menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan. Keputusan gubernur ini ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota — atau setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana.
Meski dekrit Gubernur dikeluarkan, Kota Tua tetap terabaikan. Banyak warga yang menyambut hangat dekrit ini, tetapi tidak banyak yang dilakukan untuk melindungi warisan era kolonial Belanda.
Dalam pengembangan daerah Jakarta, pemprov DKI Jakarta menghancurkan beberapa bangunan atau tempat yang berada di daerah kota Tua Jakarta dengan alasan tertentu. Tempat tersebut adalah:
  • Benteng Batavia
  • Gerbang Amsterdam (lokasinya berada dipertigaan Jalan Cengkeh, Jalan Tongkol dan Jalan Nelayan Timur. Dihancurkan untuk memperlebar akses jalan)
  • Jalur Trem Batavia (Jalur ini pernah ada di kota Batavia, tetapi sekarang sudah ditimbun dengan aspal. Karena Presiden Soekarno menganggapTrem Batavia yang membuat macet)
Nah itu sekilas sejarah yang Bang Mamat kutip dari Wikipedia.org. Mungkin sedikit tambahan sobat, wilayah khusus kota tua ini memiliki luas 1,3 km persegi yang melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat.


Dikota tua ini banyak sekali tempat-tempat yang bisa sobat nusantara datangi. Misal Museum Fatahilah, Museum Wayang, Museum Keramik, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Bahari, Pelabuhan Sunda Kelapa, Cafe Batavia, Jembatan Tarik Kota Intan, Tugu Jam Kota Tua Jakarta dan masih banyak lagi sobat nusantara.


Kira-kira wajah kota tua jakarta seperti ini sobat :


Museum Fatahilah (Dicky Ardian - detikTravel)
Museum Fatahilah


Museum Wayang (wayang.wordpress.com)
Museum Wayang



Tugu Jam Kota Tua Jakarta



Jembatan Tarik Kota Intan






Itu sepintas tentang ke indahan kawasan kota tua Jakarta sobat. Sobat bisa datang sendiri kekawasan kota tua Jakarta dijamin sobat nusantara tidak akan menyesal.

Salam Nusantar !

Leave a Reply

 
Sobat Nusantara © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here