Advertise

Pages

Pages - Menu

Social Icons

Sample Text

Featured Posts

 
Sabtu, 28 Juli 2012

Peraih Nilai UN Tertinggi Se-Indonesia Itu Ikuti SPMU

1 komentar

Salam Nusantara !

Bang Mamat kali ini benar-benar menangis karena membaca sebuah berita dari laman unnes.ac.id. Bang Mamat menangis bukan karena karena ada berita duka atau benca dahsyat, tapi Bang Mamat membaca tentang kisah anak bangsa. Sebenarnya bukan berita yang mengharukan, tapi tidak tau mengapa Bang Mamat tiba-tiba meneteskan air mata. Sebenarnya apa yang Bang Mamat? Silahkan baca Kabar Nusantara berikut Sobat.


Mutiarani, peraih nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Se-Indonesia, mengikuti ujian tulis Seleksi Penerimaaan Mahasiswa Unnes (SPMU), Sabtu (28/7), di kampus Sekaran. Lulusan SMK 2 Semarang itu merupakan salah satu dari 8.000 peserta ujian yang digelar hari ini.
Secara khusus, dengan diikuti para wartawan dan sejumlah pejabat Unnes, Rektor Prof Sudijono Sastroatmodjo menyambangi Mutiarani yang tampak mulai mengerjakan soal-soal ujian. Tak ada dialog di antara keduanya.
Dalam seleksi tersebut, Mutiarani menjatuhkan pilihan pertamanya pada program studi Pendidikan Ekonomo (Akuntansi) S1 dan pilihan kedua Akuntansi S1. “Sudah sejak dulu cita-citaku pengin sekali jadi guru,” kata lulusan SMK 2 Semarangyang mendaftar sebagai penerima beasiswa Bidikmisi itu.
Ujian jalur seleksi mandiri itu berlangsung di 19 lokasi, yakni 14 lokasi di kampus Sekaran Gunungpati, sedangkan sisanya di IKIP Veteran, SMA Teuku Umar, SMK Teuku Umar, SMP 13, dan SMA Kesatrian 1 Semarang.
Bang Mamat menangis mungkin dikarenakan Bang Mamat hanya ingin memberikan sebuah kalimat untuk Mutiarani. " Tetap semangat kawan, maju terus pantang mundur. Masa depan bangsa ada ditangan kita", semangat ya Mutiarani dan sukses selalu.

Salam Nusantara !
Read more...
Senin, 23 Juli 2012

Solo, Menggoda Lewat Pesona Budaya

1 komentar

Salam Nusantara !

Tulisan yang Bang Mamat kali ini tentang Sendratari Ramayana di Taman Balaikambang Solo yang Bang Mamat ambil dari vivanews.co.id sobat.


Kita bisa melepas penat dengan perjalanan seru menikmati objek budaya.
Satu jam perjalanan darat dari Yogyakarta ke arah utara, kita akan sampai di Kota Solo. Tak perlu mencari pantai atau gunung. Di kota ini, kita bisa melepas penat dengan perjalanan seru menikmati serangkaian atraksi budaya.
Kita bisa menyaksikan Sendratari Ramayana. Pentas yang digelar setiap malam bulan purnama di Taman Balekambang ini termasuk salah program unggulan untuk memenangi kompetisi New7 Wonders Cities.
Menikmati pertunjukan ini tidak perlu membayar alias gratis. Yang penting kita bisa menyesuaikan jadwal liburan dengan waktu pentas. Maklum, pertunjukan ini hanya digelar satu kali dalam sebulan, yang biasanya jatuh di awal bulan.
Untuk bulan ini, pertunjukan digelar Selasa malam lalu. Begitu meriah dengan penonton membludak. Tak hanya tua, muda, tapi juga anak-anak, mengingat pertunjukan kali ini berlangsung di tengah musim libur sekolah.
“Dengan menonton wayang orang kita bisa menumbuhkan semangat anak untuk mencintai dan mempelajari wayang,” kata Aslui, warga negara Filipina yang menetap di Indonesia, saat melancong ke Solo bersama keluarganya.
Bagi yang tak sempat menyesuaikan kunjungan dengan jadwal pentas, tak perlu khawatir. Kita masih bisa menikmati pertunjukan serupa yang digelar setiap malam di Gedung Wayang Orang Sriwedari. Cukup siapkan Rp3.000, kita bisa menyaksikan aksi pemain memerankan tokoh-tokoh pewayangan.
Tak hanya malam hari menikmati objek wisata budaya di Solo. Siang hari, kita bisa menjelajah Keraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran, Pasar Antik Ngarsopuro. Bagi yang memiliki waktu lebih, bisa mengarah ke timur menuju Tawangmangu. Kita bisa menemukan Candi Sukuh dan Candi Cetho di tengah hamparan kebun teh yang sejuk.
Selamat berlibur Sobat Nusantara !
Salam Nusantara !

Read more...

Festival Lembah Baliem 2012

0 komentar
Salam Nusantara !
Sudahkan Sobat Nusantara tahu tentang Festival Lembah Baliem? Jika belum kali in Bang Mamat sedikit berbagi tentang Festival Lembah Baliem yang Bang Mamat ambil dari wacananusantara.org. Seperti apakah festival ini? Berikut liputannya.
Inilah festival luar biasa dan telah menjadi daya tarik pengunjung di Papua. Festival Lembah Baliem awalnya merupakan acara perang antarsuku Dani, Lani, dan Suku Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Sebuah festival yang menjadi ajang adu kekuatan antarsuku dan telah berlangsung turun temurun namun tentunya aman untuk Anda nikmati.
Festival Lembah Baliem berlangsung selama tiga hari dan diselenggarakan setiap bulan Agustus bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Awalnya pertama kali digelar tahun 1989. Yang istimewa bahwa festival ini dimulai dengan skenario pemicu perang seperti penculikan warga, pembunuhan anak suku, atau penyerbuan ladang yang baru dibuka. Adanya pemicu ini menyebabkan suku lainnya harus membalas dendam sehingga penyerbuan pun dilakukan. Atraksi ini tidak menjadikan balas dendam atau permusuhan sebagai tema tetapi justru bermakna positif yaitu Yogotak Hubuluk Motog Hanoro yang berarti Harapan Akan Hari Esok yang Harus Lebih Baik dari Hari Ini.
Suku-suku di suku Papua meski mengalami modernisasi tetapi masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi mereka. Salah satu yang paling menonjol adalah pakaian pria suku Dani yang hanya mengenakan penutup kemaluan atau disebut koteka. Koteka terbuat dari kulit labu air yang dikeringkan dan dilengkapi dengan penutup kepala yang terbuat dari bulu cendrawasih atau kasuari, sedangkan para wanita suku Dani mengenakan rok yang terbuat dari rumput atau serat pakis yang disebut sali. Saat membawa babi atau hasil panen ubi, para wanita membawanya dengan tas tali atau noken yang diikatkan pada kepala mereka.
Suku Dani terbiasa berperang untuk mempertahankan desa mereka atau untuk membalas dendam bagi anggota suku yang tewas. Para ahli antropologi menjelaskan bahwa “perang suku Dani” lebih merupakan tampilan kehebatan dan kemewahan pakaian dengan dekorasinya daripada perang untuk membunuh musuh. Perang bagi Suku Dani lebih menampilkan kompetensi dan antusiasme daripada keinginan untuk membunuh. Senjata yang digunakan adalah tombak panjang berukuran 4,5 meter, busur, dan anak panah. Seringkali, karena perang orang terluka daripada terbunuh, dan yang terluka dengan cepat dibawa keluar arena perang.
Kini, perang suku Dani diadakan setiap tahun di Festival Bukit Baliem di Wamena selama bulan Agustus (lihat Kalender Acara). Dalam pesta ini, yang menjadi puncak acara adalah pertempuran antara suku Dani, Yali, dan Lani saat mereka mengirim prajurit terbaiknya ke arena perang mengenakan tanda-tanda kebesaran terbaik mereka. Festival ini dimeriahkan dengan Pesta Babi yang dimasak di bawah tanah disertai musik dan tari tradisional khas Papua. Ada juga seni dan kerajinan buatan tangan yang dipamerkan atau untuk dijual.
Setiap suku memiliki identitasnya masing-masing dan orang dapat melihat perbedaan yang jelas di antara mereka sesuai dengan kostum dan koteka mereka. Pria suku Dani biasanya hanya memakai koteka kecil, sedangkan pria suku Lani mengenakan koteka lebih besar, karena tubuh mereka lebih besar daripada rata-rata pria suku Dani. Sedangkan pria suku Yali memakai koteka panjang dan ramping yang diikatkan oleh sabuk rotan dan diikat di pinggang.
Dengan menghadiri Festival Lembah Baliem maka Anda akan memiliki kesempatan langka untuk belajar dan bersentuhan langsung dengan beragam tradisi suku-suku setempat yang berbeda-beda tanpa harus mengunjunginya ke pedalaman Papua Barat yang jauh dan berat. Diperkirakan festival ini diikuti oleh lebih dari 40 suku lengkap dengan pakaian tradisional dan lukisan di wajah mereka.
Kegiatan
Selama festival, siapkan kamera Anda dalam memori berkapasitas besar. Karena Anda akan banyak melihat hal-hal unik yang tidak boleh dilewatkan. Peserta suku yang terlibat lebih dari seribu orang dengan mengenakan tanda-tanda kebesaran suku mereka. Ada yang unik yaitu mereka menggunakan  kacamata hitam trendy meski dalam pakaian tradisional. Mintalah mereka dengan sopan agar berpose bersama Anda karena jelas ini hal yang tidak biasa yang tidak boleh dilewatkan.
Anda juga dapat menyaksikan pertunjukan pikon atau alat musik tradisional yang mengisahkan kehidupan manusia. Ada juga karapan babi yang manjadi atraksi menarik dan menimbulkan keriuhan peserta dan penonton. Selain itu Anda dapat menyaksikan perlombaan memanah, melempar sege atau tongkat ke sasaran, puradan yaitu menggulirkan roda dari anyaman rotan, dan sikoko yaitu melempar pion ke sasaran. Perlombaan-perlombaan ini dapat Anda ikuti secara langsung.
Yang perlu Anda lakukan selama festival hanya mengamati dan menikmati perang saja sambil memotret. Semakin lama festival ini berlangsung maka suasana perang dengan tombak, parang, dan panah yang menghantam lawan akan semakin dekat dan seru. Semakin banyak tombak yang meleset maka semakin keras sorakan dari ratusan penonton. Suku-suku ini telah mengikuti festival perang setiap tahun sehingga acaranya semakin menarik tiap tahunnya.
Setelah festival selesai, pengunjung dapat berjalan-jalan ke Pasar Suku Dani di Wamena dan mengunjungi Desa tradisional Wauma yang dapat dicapai dengan mobil dari Wamena. Di Aikima Anda dapat melihat mumi kepala desa yang telah berumur 250 tahun. Dari Aikima setelah mendaki 2 jam  Anda dapat melihat mata air garam yang telah digunakan wanita suku Dani selama berabad-abad untuk membuat garam dengan cara yang sederhana.
Akomodasi
Di sekitar Wamena terdapat beberapa penginapan, bahkan di antaranya sudah berkelas internasional. Oleh karena itu anda disarankan untuk memesan paket melalui pelaksana perjalanan yang akan mengatur perjalanan anda dan menyediakan transportasi dan akomodasi.
Kuliner
Di saat akhir peperangan akan diselenggarakan perayaan makan bersama di dekat arena perang. Jika Anda memesan paket tur maka penyelenggara akan menyediakan tempat makan untuk Anda. Di sini Anda juga tentunya dapat menikmati pertunjukan musik dan tari tradisional dimana Anda dapat ikut bergabung.
Tips
Jika berniat melakukan perjalanan sendiri ke daerah pedalaman maka untuk keselamatan disarankan untuk melaporkan perjalanan Anda ke Kepolisian saat tiba di bandara.
Itu dia sedikit tentang Festival Lembah Baliem yang bisa Bang Mamat muat.
Salam Nusantara !

Read more...
Minggu, 22 Juli 2012

“Soekarno Lahir di Surabaya, Bukan di Blitar”

0 komentar
Foto illustrasi : http://robbyalexandersirait.files.wordpress.com

Salam Nusantara !

Sobat Nusantara, Bang Mamat baru pulang dari dunia maya dan Bang Mamat baru saja menemukan artikel yang berjudul “Soekarno Lahir di Surabaya, Bukan di Blitar”. Cukup membingungkan bukan? Selama ini kita tahu bahwa Presiden pertama kita lahir di Blitar tapi kenapa judul artikel yang satu ini ditulis bahwa Soekarno lahir di Surabaya? Mau tahu jawabanya? Silahkan Sobat Nusantara baca artikel yang Bang Mamat ambil dari vivanews.co.id.


Ini yang tertulis dalam buku-buku sejarah: Presiden pertama RI, Soekarno lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. Namun, menurut Ketua Umum Soekarno Institute, Peter A. Rohi, nyatanya proklamator Indonesia itu dilahirkan di Surabaya, tepatnya di Jalan Pandean IV/40. Untuk meluruskan sejarah, warga Surabaya akan memasang prasasti di rumah tersebut pada 6 Juni 2011 mendatang, bertepatan dengan hari ulang tahun Soekarno.
Prasasti itu dipasang sebagai tanda bahwa Soekarno benar-benar dilahirkan di Surabaya, bukan di Blitar seperti yang selama ini ditulis dan disebarluaskan ke masyarakat.
“Di Jakarta ada prasasti Barack Obama, padahal dia Presiden AS dari negara lain. Masak di Indonesia tidak ada prasasti Soekarno? Kami akan memasangnya di rumah kelahiran Sang Proklamator dan juga Presiden Pertama Soekarno,” kata Peter, Selasa, 31 Mei 2011.
Peter menjelaskan, nantinya, prasasti akan dibuka dan diresmikan langsung oleh Prof. Ir. Hariono Sigit, putra dari Utari atau istri pertama Ir. Soekarno. Dalam prasasti tertera gambar Soekarno dan tulisan berisi penegasan rumah kelahirannya.
Dijelaskan Peter, Bung Karno lahir di sebuah rumah kontrakan di Jalan Lawang Seketeng, Surabaya, yang sekarang berubah nama menjadi Jalan Pandean IV. Ayahnya bernama Raden Soekemi seorang guru Sekolah Rakyat dan ibunya bangsawan Bali bernama Ida Ayu Nyoman Rai.
“Jalan Lawang merupakan tempat berkumpulnya ‘Laskar Pemuda Revolusi’ pimpinan Soekarno di zaman penjajahan dulu. Di kampung tersebut juga ada rumah Mayjen Soengkono, Bung Tomo, serta Gubernur Suryo,” terangnya.
Mengomentari kelahiran Sang Proklamator yang disebut lahir di Blitar, Peter sangat menyayangkan sikap pemerintah. Padahal, lanjutnya, berbagai buku-buku sejarah dan arsip nasional mencatat Soekarno dilahirkan di Surabaya. “Saya heran kenapa sejarah diputarbalikkan begitu?”
Bahkan, tegas Peter, mantan Kepala Perpustakaan Blitar sudah mengakui hal itu.
Untuk menguatkan dalilnya, lelaki tersebut menunjukkan puluhan koleksi buku sejarah yang menuliskan Soekarno lahir di Surabaya. Di antaranya, buku berjudul ‘Soekarno Bapak Indonesia Merdeka’ karya Bob Hering, ‘Ayah Bunda Bung Karno’ karya Nurinwa Ki S. Hendrowinoto tahun 2002, ‘Kamus Politik’ karangan Adinda dan Usman Burhan tahun 1950, ‘Ensiklopedia Indonesia’ tahun 1955, ‘Ensiklopedia Indonesia’ tahun 1985, dan ‘Im Yang Tjoe’ tahun 1933 yang ditulis kembali oleh Peter A. Rohi dengan judul ‘Soekarno Sebagai Manoesia’ pada tahun 2008.
Peter berharap bangsa Indonesia mengetahui dan menyadari kekeliruan ini.  “Harus disadari, bahwa selama ini keliru, Soekarno bukan dilahirkan di Blitar tetapi di Surabaya,” katanya bersemangat.
Ia menceritakan, pasca tragedi G30S/PKI, semua buku sejarah ditarik dan diganti di Pusat Sejarah ABRI pimpinan Nugroho Notosusanto. “Tapi saya heran, kenapa ada pergantian kota kelahiran Soekarno?” (Laporan: Tudji Martudji, Surabaya | kd)
Itu dia Sobat jawaban dari pertanyaan diawal tadi. Mata kita jadi terbuka kembali akan kebenaran. Sekian dari Bang Mamat.
Salam Nusantara !

Read more...

Orangtua dan Guru Demo Minta RSBI Dihapus

0 komentar
Demo minta Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dihapuskan

Salam Nusantara !

Benarkah RSBI Rumah Si Kaya Bukan Si Miskin? Bagaimana menurut Sobat Nusantara menanggapi berita berikut ini?


Sejumlah guru yang tergabung dalam berbagai organisasi guru di Indonesia, bersama sejumlah siswa dan orang tua siswa melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis 21 Juni 2012. 

Mereka menuntut agar Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dihapuskan, karena hanya "mencekik" para orang tua siswa.

"Bubarkan RSBI yang menyebabkan biaya tinggi. RSBI hanya dinikmati oleh orang-orang kaya dan anak-anak pejabat. RSBI bertarif internasional, bukan bertaraf internasional, sekali lagi bertarif internasional," ucap orator lewat pengeras suaranya.

Karena itu, mereka juga menuntut agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan segera menghapus program SBI/RSBI, karena pendidikan berkualitas adalah milik semua anak bangsa. 

Mereka juga meminta Kemendikbud untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan bagi semua rakyat, bukan hanya untuk orang kaya.

"Kemendikbud harus mengembalikan pendidikan sebagai hak asasi bukan komiditi," kata Guntur Ismail dari Presidium Federasi Serikat Guru Indonesia.

Guntur menambahkan, presiden juga harus mengingatkan jajaran Kemendikbud untuk kembali pada amanat konstitusi RI. Sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tujuan republik ini didirikan.

"Kami menolak program SBI/RSBI karena menimbulkan pengkastaan dalam pendidikan nasional, mendiskriminasi anak bangsa, bernafas komersialisasi pendidikan, dan ini merupakan upaya pemerintah melepas tanggung jawab pembiayaan pendidikan," ujarnya.

Selain itu, dalam aksi ini mereka juga membawa berbagai macam poster dan spanduk. Salah satu spanduk yang dibentangkan bertuliskan "Tolak komesialisasi pendidikan. Bubarkan RSBI".

Di antara mereka, terutama orang tua siswa juga melakukan aksi ikat pinggang sebagai bentuk semakin 'mencekiknya' biaya pendidikan. Beragam alat dapur seperti panci, penggorengan, cobek, sendok, dan lain-lain juga digantungkan dalam aksi ini. 

"Ini simbol dari biaya yang seharusnya untuk makan, telah diambil untuk keperluan biaya pendidikan," kata salah seorang orang tua siswa, Heru Narsono.

Menurutnya, RSBI ini merupakan salah satu kegagalan pemerintah untuk menyediakan pendidikan bermutu dan berkeadilan. 

"Para orang tua siswa harus membayar mahal. Padahal tanggung jawab pemerintah tidak lepas untuk memberikan pendidikan murah dan bermutu," ujar orang tua dari Punoti Widyastuti, siswi Kelas V SD RSBI Rawa Mangun 12 Pagi, Jakarta Timur.

Demo minta Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dihapuskan


Pendidikan Murah
Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri mengatakan, ada kenaikan anggaran pendidikan dari tahun lalu yang diberikan pemerintah kepada Kemendikbud. 

Dijelaskan Febri, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp269,6 triliun untuk 2011, sementara untuk tahun 2012 anggaran pendidikan naik menjadi Rp286,95.

"Ketika anggaran pendidikan naik, biaya pendidikan seharusnya menurun. Tapi kan tidak. Justru malah makin mahal dan menggila," kata Febri.

Febri menambahkan, hal itu bisa dilihat dari biaya masuk sekolah dasar RSBI untuk tahun ini berkisar antar Rp5-6 juta. "Belum SMP, SMA, kuliah," ujar Febri.

Bagaimana menurut Sobat Nusantara? Bang Mamat tunggu tanggapannya.

Salam Nusantara !

Read more...

Indonesia Miliki Bahasa Terkaya di Dunia

0 komentar
Bahasa di Indonesia merupakan sepersepuluh dunia

Salam Nusantara !

Indonesia memang kaya dalam segala hal, termasuk kabar nusantara yang Bang Mamat kutip dari vivanews.co.id berikut.

Provinsi Bali kembali menjadi tuan rumah perhelatan internasional. Kali ini, Pulau Dewata itu menjadi tuan rumah digelarnya Festival Linguistik Indonesia yang diselenggarakan oleh International Lexical Functional Grammar Assotiation (ILFGA) di Kampus Universitas Udayana.

Wakil Ketua Penyelenggara, I Nyoman Aryawibawa menjelaskan, acara yang bakal diikuti oleh 12 negara itu diharapkan bisa menjadi tonggak penting ilmu linguistik di Indonesia. Alasannya, sepersepuluh lebih dari bahasa-bahasa di dunia ada di Indonesia.
"Ini yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang paling kaya dan beragam kebahasaannya," kata Arya, Kamis 28 Juni 2012.
Dengan pertimbangan kekayaan itu pula, Indonesia  menjadi laboratorium alami bagi penelitian kebahasaan. "Ini sangat penting untuk pengembangan dan terobosan teoritis ilmu bahasa dan penerapannya," tutur Arya.
Meski dokumentasi dan penelitian sudah dilakukan banyak kalangan, namun Arya menilai, masih banyak bahasa-bahasa di Nusantara yang belum terdokumentasikan dengan lengkap dan baik.
Lewat perhelatan ini, Arya berharap Indonesia bisa sejajar dengan negara maju dalam keilmuan, termasuk linguistik. Selama ini, Indonesia dianggap cukup ketertinggalan baik dalam kuantitas maupun kualitas sumber daya manusia yang andal.
Untuk itu, dirinya memandang perlunya  pendidikan, penelitian dan kegiatan lain yang terkait dengan liguistik. Semua itu dilaksanakan secara intensif, berkelanjutan dan berkualitas tinggi serta berstandar internasional guna mengimbangi persaingan global yang semakin ketat.
Acara itu sendiri terselenggara atas inisiatif Universitas Udayana bekerjasama dengan Australian National University (ANU) dan Max Planx Institute, Jerman serta organisasi Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI).
Kita patut berbangga karena kita dilahirkan di Bumi Indonesia ini sobat.
Salam Nusantara !

Read more...

Joki Ujian Harus Kena Drop Out

0 komentar
Suasana ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Salam Nusantara !

Untuk kabar nusantara kali ini Bang Mamat mengutip dari vivanews.co.id sobat. Masalah yang terjadi dinusantara kali ini bukan masalah yang main-main lagi, tapi masalah kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan masa depan termasuk berjuang agar diterima diperguruan tinggi negeri. Masalah yang Bang Mamat kali ini tentang joki SNMPTN. Bagaimanakah kabarnya? Langsung saja sobat.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mohammad Nuh menilai tertangkapnya sejumlah joki ujian masuk perguruan tinggi negeri baru-baru ini mengindikasikan sistem monitor telah berjalan. Nuh mengatakan kementeriannya telah bersikap tegas terhadap tindakan yang mencederai prinsip akademik.

"Joki yang tertangkap menunjukkan sistem jalan, artinya sistem monitoring berjalan," katanya usai buka bersama di kawasan Kemang, Jakarta, Minggu, 22 Juli 2012.

Menurut dia, joki ujian merupakan pelanggaran akademik yang luar biasa. Oleh karena itu, pelakunya harus dikenakan sanksi berat. "Harus diberikan sanksi untuk di drop out. Saya percayakan sepenuhnya kepada perguruan tinggi," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah joki tertangkap saat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri. Para joki rata-rata mahasiswa yang lolos ujian saringan tahun sebelumnya. 

Ironis ketika bisa masuk perguruan tinggi negeri tapi bukan karena usaha sendiri melainkan usaha orang lain (joki). Dari masalah diatas timbul pertanyaan, dimana rasa percaya diri peserta ujian dalam menghadapi SNMPTN? Padahal ujian masuk perguruan tinggi negeri hanya salah satu dari tantangan yang harus dihadapi calon-calon sarjana sebelum benar-benar menghadapi tantangan yang lebih berat lagi. 

Nah bagaimana dengan sobat nusantara, apakah menggunakan joki atau tidak? Sekian dari Bang Mamat.

Salam Nusantara !

Read more...

Museum Bahari (Kota Tua) Jakarta

0 komentar

Salam Nusantara !

Sobat nusantara sebenarnya Bang Mamat ingin berbagi cerita tentang petualangan Bang Mamat di Museum Bahari dekat Pelabuhan Sunda Kelapa. Tapi Bang Mamat sedikit lupa, jadi untuk tidak mengurangi keakuratan petualangan Bang Mamat, Bang Mamat kutip informasi dari wikipedia.org saja. Langsung saja sobat.

Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabanghingga Merauke yang berlokasi di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa. Museum ini adalah salah satu dari delapan museum yang berada di bawah pengawasan dari Dinas Kebudayaan Permuseuman Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Sejarah

Pada masa pendudukan Belanda bangunan ini dulunya adalah gudang yang berfungsi untuk menyimpan, memilih dan mengepak hasil bumi, seperti rempah-rempah yang merupakan komoditi utama VOC yang sangat laris di pasaran Eropa. Bangunan yang berdiri persis di samping muara Ciliwung ini memiliki dua sisi, sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun 1652-1771) dan sisi timur, disebut Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur. Gudang barat terdiri dari empat unit bangunan, dan tiga unit di antaranya yang sekarang digunakan sebagai Museum Bahari. Gedung ini awalnya digunakan untuk menyimpan barang dagangan utama VOC di Nusantara, yaitu rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Setelah Indonesia Merdeka, bangunan ini dipakai oleh PLN dan PTT untuk gudang. Tahun 1976, bangunan cagar budaya ini dipugar kembali, dan kemudian pada 7 Juli 1977 diresmikan sebagai Museum Bahari.

Koleksi

Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Selain itu ada pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Juga peralatan yang digunakan oleh pelaut di masa lalu seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan meriam.

Museum Bahari juga menampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan serta cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara. Museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam.

Alamat dan Jam Operasi

Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Barat. Jam kunjung museum adalah 09.00 - 15.00 WIB, dari Selasa hingga Minggu. Pada hari libur sekolah, museum tetap dibuka.

Itu sekilas tentang museum bahari yang Bang Mamat dapatkan dari wikipedia.org. Mungkin Bang Mamat tambahkan, yang namanya bangunan tua pasti terkesan berbau-bau mistis. Begitu pula bangunan Museum Bahari ini sobat, di lantai dasar yang merupakan tempat dipamerkannya beberapa koleksi museum sudah terasa aura-aura mistis sobat. Lanjut sedikit naik lantai dua, sebenarnya bukan lantai dua sobat tapi mirip loteng. Kalau diloteng tidak ada apa-apanya sobat, hanya ruang kosong. Nah disinilah aura mistis yang yang paling kuat.

Terlepas dari aura mistis yang Bang Mamat alami, Museum Bahari ini memang Indah sobat dari segi bangunan maupun isinya dan tentunya menaranya sobat. Dari menara yang ada di museum bahari ini kita bisa melihat pelabuhan sunda kelapa dan beberapa kawasan kota tua. Kira-kira gambarannya seperti ini sobat.

Pemandangan dari atas menara

Nah itu pengalaman yang bisa Bang Mamat bagi kepada sobat nusantara. Sobat nusantara wajib datang ke Museum Bahari karena museum ini adalah salah satu kekayaan wisata yang kita miliki.

Salam Nusantar !

Read more...

"Kibarkan Merah-Putih di Olimpiade London"

0 komentar
Pengukuhan Kontingen Indonesia Ke Olimpiade London 2012


Salam Nusantara !


Kali ini Bang Mamat ada berita dari laman vivanews.co.id sobat. Kabar kali ini berkaitan dengan keberangkatan atlet Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade London. Langsung saja kita simak sobat.


Kontingen Olimpiade Indonesia bertolak ke London pada Senin dini hari, 23 Juli 2012. Mereka siap berlaga di pesta olahraga se-dunia itu, yang digelar selama 27 Juli-12 Agustus 2012. Segenap doa pun menyertai para atlet.

Sebelum berangkat, beberapa atlet mengikuti acara buka puasa bersama di kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Senayan, Jakarta, petang tadi. Acara ini juga dihadiri oleh Sekjen KOI, Timbul Thomas Lubis, dan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng.

"Hari ini kita akan memberangkatkan para atlet ke Olimpiade 2012. Mudah-mudahan ketika mereka kembali, kita tetap berbangga hati. Mudah-mudahan kita mendengar lagu Indonesia Raya dan mereka mengibarkan bendera merah-putih di London. Kita doakan para atlet agar berjuang semaksimal mungkin," kata Timbul.

Sementara itu, Menpora menyambut bahagia bertambahnya satu atlet Indonesia ke Olimpiade. Dia adalah atlet judo, I Putu Wiradamungga Adesta. "Kami bergembira ada satu lagi tambahan atlet Indonesia ke sana. Jadi, total ada 22 atlet dari 8 cabang olahraga," ucap Andi Mallarangeng.

Dalam kesempatan ini, Menpora juga berharap para atlet dapat berjuang maksmial di Olimpiade dan mengharumkam nama Indonesia di pentas internasional. "Mudah-mudahan yang muda dapat pengalaman berharga dan bisa seperti Taufik Hidayat yang sudah empat kali ikut Olimpiade," kata Andi.



Sementara itu, atlet menembak Indonesia, Diaz Kusumawardani, berharap bisa memberi yang terbaik untuk Tanah Air. Diaz juga mengaku sudah meningkatkan intensitas latihannya jelang Olimpiade nanti.

"Latihan lebih intensif dilakukan setiap hari, sekitar 2-3 jam. Latihan teknik dan fisik juga ditingkatkan. Kalau soal puasa, nanti aku lihat situasi di sana," kata Diaz.

Kontingen Indonesia rencananya akan berangkat dinihari nanti pukul 00.10 WIB dengan menggunakan pesawat Qatar Airlines.



Itu sekilas kabar nusantara yang dapat Bang Mamat muat untuk sobat nusantara. Maju terus Indonesia.


Salam Nusantara !

Read more...

3 Rasa Air Gunung Muria

1 komentar
Gerbang utama menuju sumber air tiga rasa

Salam Nusantara !
Sobat sudah pernah merasakan air yang berbeda rasa dalam satu tempat? Jawabanya pasti sudah. Tinggal tuangkan air ke dalam tiga gelas, gelas satu tidak diberi apa-apa, gelas dua diberi gula dan gelas tiga diberi obat pasti rasanya berbeda-beda hehehe. Tapi yang akan Bang Mamat bagi dipetualangan kali ini bukan seperti itu sobat. Tapi air alami yang berbeda rasa. Sedikit referensi Bang Mamat ambil dari wikipedia.org. Langsung saja sobat.

Gunung Muria adalah sebuah gunung di wilayah utara Jawa Tengah bagian timur, yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten Kudus di sisi selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pati. Dikawasan ini terdapat tempat yang sangat legendaris peninggalan Wali Songo, yaitu pesanggrahan di kawasan puncak Gunung Muria yang dalam sejarah negeri ini merupakan basis pesanggrahan dimana Kanjeng Sunan Muria menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Di sini pulalah Sunan Muriadimakamkan.


Gunung Muria mempunyai ketinggian 1.602 meter dari permukaan laut. Puncak-puncaknya yang tertinggi antara lain:
  • Puncak Songolikur; merupakan puncak tertinggi di Gunung Muria. Sering juga disebut sebagai puncak Saptorenggo.
  • Puncak Argowiloso
  • Puncak Argojembangan
  • Puncak Abiyoso
Lokasi Wisata

Makam Sunan Muria

Makam Sunan Muria terletak di desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Berlokasikan di atas sebuah bukit. Sehingga para peziarah yang hendak berziarah harus menapaki anak tangga sejauh + 500 meter. Di kiri kanan anak tangga berderet kios para penjual makanan dan souvenir.

Bagi yang tidak kuat mendaki anak tangga bisa memilih jasa tukang ojek. Dengan jasa ini selain bisa menghemat energi, selama perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang menarik.

Candi Angin
Terletak di desa Tempur, kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.

Candi Bubrah
Terletak di desa Tempur, kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.

Air Terjun Jurang Nganten
Terletak di desa Tanjung, kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara.

Air Terjun Songgo langit
Terletak di desa Bucu, kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.

Air terjun Montel
Terletak di sebelah timur laut makam Sunan Muria.

Air Tiga Rasa
Terletak di Rejenu. Obyek ini terdiri atas Makam Syeh Sadzli dan tiga sumber mata air yang meski berdekatan namun memiliki rasa yang berbeda. Air ini dipercaya mempunyai berbagai khasiat. Merupakan pos terakhir untuk melakukan pendakian ke puncak Argowiloso.

Bumi Perkemahan Abiyoso
Terletak di kaki Gunung Abiyoso di desa Menawan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Bumi Perkemahan ini pernah digunakan untuk menggelar Jambore Daerah Gerakan Pramuka KwardaJawa Tengah pada tahun 1996.

Bumi Perkemahan Kajar
Terletak di desa Kajar Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus sekitar 2 km arah selatan Makam Sunan Muria.

Bumi Perkemahan Jolong


Terletak di desa Jolong Kecamatan Gembong Kabupaten Pati. Dari sini merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Argo Jembangan.


Tapi sobat ketika itu Bang Mamat tidak menjelajahi semua tempat wisata diatas, Bang Mamat hanya berpetualang di Air Terjun Montel dan Air Tiga Rasa.


Untuk menuju air terjun montel, sobat nusantara tidak bisa menggunakan kendaraan, kendaraan sobat harus diparkir ditempat-tempat yang telah disediakan warga sekitar. Setelah kendaraan di parkir sobat harus berjalan kaki kurang lebih 15 menit, ditengah jalan sobat akan bertemu pos penjagaan. Nah disitu sobat harus membeli tiket masuk ke montel Rp 5.000 sobat. Setelah sampai di air terjun montel dijamin sobat nusantara tidak akan kecewa.


Air terjun montel kira-kira memiliki ketinggian sekitar 50 meter sobat. Suhunya bisa mencapai 18-20 derajat celcius. Untuk fasilitas sobat nusantara tidak perlu kawatir, di montel ada mushola, toilet, warung dan lainnya sobat. Kira-kira gambarannya seperti ini sobat.



Lanjut menuju air tiga rasa. Untuk mencapai air tiga rasa ini sobat nusantara harus sedikit berjuang mendaki, sebenarnya tidak terlalu curam sobat bahkan jalan menuju ke air tiga rasa sudah dibeton. Perjalan menuju air tiga rasa kira-kira bisa sobat tempuh sekitar 30-50 menit sobat. Jika sobat tidak mau capek berjalan, sobat bisa naik ojek. Tapi kurang asik kalau berpetualang naik ojek sobat, masa disamakan dengan pergi ke pasar.

Sesuai dengan namanya air tiga rasa, rasa air yang terdapat disatu tempat yang bersebelahan dan hanya dibatasi oleh tanah ini memiliki rasa yang berbeda-beda sobat. Kalau sobat nusantara ingin mengetahui rasanya, sobat nusantara bisa datang sendiri. Menurut beberapa warga yang Bang Mamat  tanya sobat, katanya air tiga rasa ini memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat awet muda. Kalau Bang Mamat antara percaya dan tidak percaya. Terlepas dari percaya atau tidak, kita wajib meyakini bahwa itu adalah salah satu kuasa Allah SWT sobat. Itu salah satu bentuk bahwa Allah maha pencipta dan Allah maha segalanya. Jika ingin meminta tubuh yang sehat, lancar rezeki atau awet muda ya jangan meminta kepada air, kan air merupakan ciptaan Allah. Jika ingin meminta ya kepada penciptanya yaitu Allah SWT.

Kira-kira gambarannya seperti ini sobat.

Menuju Sumber Air Tiga Rasa
Tangga menuju air tiga rasa

Gerbang utama menuju sumber air tiga rasa
Gerbang menuju air tiga rasa

Masjid Syeh Sadzali Rejenu
Masjid Syeh Sadzali Rejenu

Sumber air tiga rasa
Sumber air tiga rasa

Sumber air tiga rasa
Sumber air tiga rasa (foto : mlancong.com)

Nah itu sekilas tentang air terjun montel dan air tiga rasa yang pernah Bang Mamat kunjungi. Untuk membuktikannya silahkan sobat nusantara bisa datang sendiri. Sekian dari Bang Mamat.

Salam Nusantara !

Read more...
Sabtu, 21 Juli 2012

Perlu Tengara untuk Kastil Batavia

0 komentar
Salam Nusantara !


Ada yang tahu atau pernah berkunjung ke Kastil Batavia di kawasan Kota Tua, Jakarta Utara? Nah sob, ayo kita simak tulisan yang satu ini.

Kastil Batavia, sering disebut-sebut khususnya bagi pecinta sejarah Jakarta beserta bangunan tua-nya. Kastil Batavia kini hanya bisa dinikmati dalam bentuk sejarah maupun foto atau lukisan kuno. Foto dan lukisan kuno pun sulit didapatkan. Lantas di mana sebenarnya letak kastil itu dan bagaimana kondisi lahan bekas kastil berada?


Jika kita mengarah ke Pasar Ikan melalui Jalan Tongkol, di situlah kastil berdiri. Persis di seberang gudang yang di dalamnya terdapat sisa tembok Batavia sisi Timur. Jika bekas gudang rempah di zaman VOC dan sisi tembok ada di sebelah kanan, maka lahan bekas kastil ada di sisi kiri.

Sisa reruntuhan gudang dan tembok di sisi kanan tadi adalah bagian kastil yang masih terlihat. Menurut sejarah, di muka kastil ini, terdapat sebuah lapangan yang disebut Kastelplein—sekarang letaknya sekitar Jalan Tongkol. Lapangan itu mencerminkan pusat kedudukan pemerintahan VOC di abad ke-17 sampai akhir abad ke-18. Kastelplen dapat dikatakan melambangkan masa VOC.

Kastil dibangun oleh Jan Pieterszoon Coen (JP Coen), Gubernur Jenderal VOC, setelah membumihanguskan terlebih dahulu Kota Jayakarta lama pada tahun 1619. Semula Coen ingin memberi nama Niew Hoorn (Hoorn Baru) bagi kota barunya untuk mengingat tempat kelahirannya, Hoorn di Belanda.

Bangunan ini ada di sebelah Timur muara Sungai Ciliwung. Lokasi tersebut sekarang dikenal dengan nama Jalan Tongkol dan Jalan Lodan, Jakarta Utara. Kastil Batavia dihancurkan Gubernur Jenderal Herman William Daendles pada 1810. Bagian bangunan kastil yang masih berguna dipakai untuk membangun Istana Daendles di Weltevreden yang kini lebih dikenal sebagai gedung Departemen Keuangan yang berada di sebelah timur Lapangan Banteng.

Kini kondisi bekas kastil menjadi pangkalan truk dan menjadi kawasan kumuh. Di tanah milik Ditpalad itu tumbuh bangunan baru baik resmi maupun tak resmi. Wajar jika di kawasan itu diberi suatu tengara yang menunjukkan bahwa kawasan itu kawasan bersejarah, terutama karena kastil Batavia pernah berdiri di sana. Tapi kenyataannya, sungguh memprihatinkan. Orang sulit masuk ke kawasan itu.

Nah itu dia sobat jawaban kenapa kita tidak tau kalau di kawasan kota tua ada Kastil Batavia. Refensensi untuk tulisan kali ini Bang Mamat ambil dari kompas.com sobat. Sekian dari Bang Mamat.

Salam Nusantara !

Read more...

Dimana Letak Gerbang Amsterdam Jakarta?

0 komentar
Salam Nusantara !

Sobat banyak diantara penduduk Jakarta yang tidak mengetahui tentang keberadaan Gerbang Amsterdam. Bahkan ada pula yang sama sekali tidak tahu kalau di Jakarta pernah berdiri Gerbang Amsterdam. Sebenarnya letak Gerbang Amsterdam itu dimana?


Gerbang Amsterdam (ca 1857-1872)

Gerbang Amsterdam (BelandaAmsterdamsche Poort) disebut juga Pinangpoort (Gerbang Pinang) atau Kasteelpoort adalah gerbang sisa peninggalan benteng VOC semasa J.P. Coen. Pada pertengahan abad ke-19, gerbang ini merupakan sisa satu-satunya dari benteng yang dihancurkan dan mulai ditinggalkan semasa gubernur Jenderal HW Daendels. Gerbang ini pernah mengalami beberapa kali pemugaran. Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff (1743-1750) pernah merenovasi benteng bagian selatan termasuk gerbang Amsterdam dengan gaya Rococo. Kemudian, sepeninggal Daendels, gerbang ini dipugar pada kurun waktu antara 1830 dan 1840. Patung dewa Mars dan dewi Minervaditambahkan pada gerbang ini. Kedua patung itu kemudian hilang semasa pendudukan Jepang di Indonesia. Bangunan ini dihancurkan seiring dengan mulai beroperasinya trem kereta kuda April 1869 di kawasan tersebut. Lokasi saat ini gerbang tersebut berada di persimpangan Jalan Cengkeh (Prinsenstraat), Jalan Tongkol (Kasteelweg), dan Jalan Nelayan Timur (Amsterdamschegracht) sekarang. Dalam rencana revitalisasi Kota Tua, replika gerbang ini akan dibuat walaupun tidak diketahui apakah akan berada di tapak yang sama.






Nah, sekarang sobat nusantara sudah tahu kan? Kalau sobat berkunjung ke Jakarta jangan sibuk dengan mecatnya Jakarta saja sobat, tapi sekali-sekali berkunjung ke beberapa tempat bersejarah. Untuk tulisan yang Bang Mamat muat kali ini berasal dari wikipedia.org sobat.

Salam Nusantara !
Read more...

Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa

0 komentar
Salam Nusantara !


Tidak akan ada habisnya Bang Mamat berbagi pengetahuan tentang sejarah dan pesona Indonesia kepada sobat nusantara. Kali Bang Mamat akan berbagi pengetahuan tentang sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa. Referensinya Bang Mamat ambil dari wikipedia.org. Oke kita langsung aja sobat.


Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya di Jakarta, Indonesia. Pelabuhan ini terletak di kelurahan Penjaringan,kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Meskipun sekarang Sunda Kelapa hanyalah nama salah satu pelabuhan di Jakarta, daerah ini sangat penting karena desa di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal-bakal kota Jakarta yang hari jadinya ditetapkan pada tanggal 22 Juni 1527. Kala itu Kalapa, nama aslinya, merupakan pelabuhan kerajaan Pajajaran yang beribukota di Pakuan (sekarang kota Bogor) yang direbut oleh pasukan Demak dan Cirebon. Walaupun hari jadi kota Jakarta baru ditetapkan pada abad ke-16, sejarah Sunda Kelapa sudah dimulai jauh lebih awal, yaitu pada zaman pendahulu Pajajaran, yaitu kerajaanTarumanagara. Kerajaan Tarumanagara pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera.
Pelabuhan Kalapa telah dikenal semenjak abad ke-12 dan kala itu merupakan pelabuhan terpenting Pajajaran. Kemudian pada masa masuknya Islam dan para penjajah Eropa, Kalapa diperebutkan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Akhirnya Belanda berhasil menguasainya cukup lama sampai lebih dari 300 tahun. Para penakluk ini mengganti nama pelabuhan Kalapa dan daerah sekitarnya. Namun pada awal tahun 1970-an, nama kuno Kalapa kembali digunakan sebagai nama resmi pelabuhan tua ini dalam bentuk "Sunda Kelapa".
Masa Hindu-Buddha
Menurut penulis Portugis Tomé Pires, Kalapa adalah pelabuhan terbesar di Jawa Barat, selain Sunda (Banten), Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk yang juga dimiliki Pajajaran.[1] Sunda Kelapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti kota) dalam tempo dua hari.
Pelabuhan ini telah dipakai sejak zaman Tarumanagara dan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5 dan saat itu disebut Sundapura. Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhanlada yang sibuk milik Kerajaan Sunda, yang memiliki ibukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran yang saat ini menjadi Kota Bogor. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, IndiaSelatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar denganrempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.

Masa Islam dan awal kolonialisme Barat
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, para penjelajah Eropa mulai berlayar mengunjungi sudut-sudut dunia. Bangsa Portugis berlayar ke Asia dan pada tahun 1511, mereka bahkan bisa merebut kota pelabuhan Malaka, di Semenanjung Malaka. Malaka dijadikan basis untuk penjelajahan lebih lanjut di Asia Tenggara dan Asia Timur.

Tome Pires, salah seorang penjelajah Portugis, mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Pulau Jawa antara tahun 1512 dan 1515. Ia menggambarkan bahwa pelabuhan Sunda Kelapa ramai disinggahi pedagang-pedagang dan pelaut dari luar seperti dari Sumatra, Malaka, Sulawesi Selatan, Jawa dan Madura. Menurut laporan tersebut, di Sunda Kelapa banyak diperdagangkan lada, beras, asam, hewan potong, emas, sayuran serta buah-buahan.

Laporan Portugis menjelaskan bahwa Sunda Kelapa terbujur sepanjang satu atau dua kilometer di atas potongan-potongan tanah sempit yang dibersihkan di kedua tepi sungai Ciliwung. Tempat ini ada di dekat muaranya yang terletak di teluk yang terlindung oleh beberapa buah pulau. Sungainya memungkinkan untuk dimasuki 10 kapal dagang yang masing-masing memiliki kapasitas sekitar 100 ton. Kapal-kapal tersebut umumnya dimiliki oleh orang-orang Melayu, Jepang dan Tionghoa. Di samping itu ada pula kapal-kapal dari daerah yang sekarang disebut Indonesia Timur. Sementara itu kapal-kapal Portugis dari tipe kecil yang memiliki kapasitas muat antara 500 - 1.000 ton harus berlabuh di depan pantai. Tome Pires juga menyatakan bahwa barang-barang komoditas dagang Sunda diangkut dengan lanchara, yaitu semacam kapal yang muatannya sampai kurang lebih 150 ton.

Lalu pada tahun 1522 Gubernur Alfonso d'Albuquerque yang berkedudukan di Malaka mengutus Henrique Leme untuk menghadiri undangan raja Sunda untuk membangun benteng keamanan di Sunda Kalapa untuk melawan orang-orang Cirebon yang bersifat ekspansif. Sementara itu kerajaan Demak sudah menjadi pusat kekuatan politik Islam. Orang-orang Muslim ini pada awalnya adalah pendatang dari Jawa dan merupakan orang-orang Jawa keturunan Arab.
Maka pada tanggal 21 Agustus 1522 dibuatlah suatu perjanjian yang menyebutkan bahwa orang Portugis akan membuat loji (perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng) di Sunda Kelapa, sedangkan Sunda Kelapa akan menerima barang-barang yang diperlukan. Raja Sunda akan memberikan kepada orang-orang Portugis 1.000 keranjang lada sebagai tanda persahabatan. Sebuah batu peringatan atau padraõ dibuat untuk memperingati peristiwa itu. Padrao dimaksud disebut sebagai layang salaka domas dalam cerita rakya Sunda Mundinglaya Dikusumah. Padraõ itu ditemukan kembali pada tahun 1918 di sudut Prinsenstraat (Jalan Cengkeh) dan Groenestraat (Jalan Nelayan Timur) di Jakarta.

Kerajaan Demak menganggap perjanjian persahabatan Sunda-Portugal tersebut sebagai sebuah provokasi dan suatu ancaman baginya. Lantas Demak menugaskan Fatahillah untuk mengusirPortugis sekaligus merebut kota ini. Maka pada tanggal 22 Juni 1527, pasukan gabungan Demak-Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) merebut Sunda Kelapa. Tragedi tanggal 22 Juni inilah yang hingga kini selalu dirayakan sebagai hari jadi kota Jakarta. Sejak saat itu nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai kota kemenangan atau kota kejayaan, namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha" dari bahasa Sanskerta, jayakṛta (Dewanagari जयकृत).

Masa kolonialisme Belanda
Kekuasaan Demak di Jayakarta tidak berlangsung lama. Pada akhir abad ke-16, bangsa Belanda mulai menjelajahi dunia dan mencari jalan ke timur. Mereka menugaskan Cornelis de Houtman untuk berlayar ke daerah yang sekarang disebut Indonesia. Eskspedisinya walaupun biayanya tinggi dianggap berhasil dan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan. Dalam mencari rempah-rempah di Asia Tenggara, mereka memerlukan basis pula. Maka dalam perkembangan selanjutnya pada tanggal 30 Mei 1619, Jayakarta direbut Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen yang sekaligus memusnahkannya. Di atas puing-puing Jayakarta didirikan sebuah kota baru. J.P. Coen pada awalnya ingin menamai kota ini Nieuw Hoorn (Hoorn Baru), sesuai kota asalnya Hoorn di Belanda, tetapi akhirnya dipilih nama Batavia. Nama ini adalah nama sebuah suku Keltik yang pernah tinggal di wilayah negeri Belanda dewasa ini pada zaman Romawi.

Menurut catatan sejarah, pelabuhan Sunda Kelapa pada masa awal ini dibangun dengan kanal sepanjang 810 meter. Pada tahun 1817, pemerintah Belanda memperbesarnya menjadi 1.825 meter. Setelah zaman kemerdekaan, dilakukan rehabilitasi sehingga pelabuhan ini memiliki kanal sepanjang 3.250 meter yang dapat menampung 70 perahu layar dengan sistem susun sirih.

Abad ke-19
Sekitar tahun 1859, Sunda Kalapa sudah tidak seramai masa-masa sebelumnya. Akibat pendangkalan, kapal-kapal tidak lagi dapat bersandar di dekat pelabuhan sehingga barang-barang dari tengah laut harus diangkut dengan perahu-perahu. Kota Batavia saat itu sebenarnya sedang mengalami percepatan dan sentuhan modern (modernisasi), apalagi sejak dibukanya Terusan Suezpada 1869 yang mempersingkat jarak tempuh berkat kemampuan kapal-kapal uap yang lebih laju meningkatkan arus pelayaran antar samudera. Selain itu Batavia juga bersaing denganSingapura yang dibangun Raffles sekitar tahun 1819.
Maka dibangunlah pelabuhan samudera Tanjung Priok, yang jaraknya sekitar 15 km ke timur dari Sunda Kelapa untuk menggantikannya. Hampir bersamaan dengan itu dibangun jalan kereta apipertama (1873) antara Batavia - Buitenzorg (Bogor). Empat tahun sebelumnya (1869) muncul trem berkuda yang ditarik empat ekor kuda, yang diberi besi di bagian mulutnya.

Selain itu pada pertengahan abad ke-19 seluruh kawasan sekitar Menara Syahbandar yang ditinggali para elit Belanda dan Eropa menjadi tidak sehat. Dan segera sesudah wilayah sekelilingBatavia bebas dari ancaman binatang buas dan gerombolan budak pelarian, banyak orang Sunda Kalapa berpindah ke wilayah selatan.

Abad ke-20
Pada masa pendudukan oleh bala tentara Dai Nippon yang mulai pada tahun 1942, Batavia diubah namanya menjadi Jakarta. Setelah bala tentara Dai Nippon keluar pada tahun 1945, nama ini tetap dipakai oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Kemudian pada masa Orde Baru, nama Sunda Kelapa dipakai kembali. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.D.IV a.4/3/74 tanggal 6 Maret 1974, nama Sunda Kelapa dipakai lagi secara resmi sebagai nama pelabuhan. Pelabuhan ini juga biasa disebut Pasar Ikan karena di situ terdapat pasar ikan yang besar.

Sunda Kelapa dewasa ini
Sunda Kelapa masa kini
Menara pengawas Sunda Kelapa
Pada saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa direncanakan menjadi kawasan wisata karena nilai sejarahnya yang tinggi. Saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa adalah salah satu pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo II yang tidak disertifikasi International Ship and Port Security karena sifat pelayanan jasanya hanya untuk kapal antar pulau.

Saat ini pelabuhan Sunda Kelapa memiliki luas daratan 760 hektar serta luas perairan kolam 16.470 hektar, terdiri atas dua pelabuhan utama dan pelabuhan Kalibaru. Pelabuhan utama memiliki panjang area 3.250 meter dan luas kolam lebih kurang 1.200 meter yang mampu menampung 70 perahu layar motor. Pelabuhan Kalibaru panjangnya 750 meter lebih dengan luas daratan 343.399 meter persegi, luas kolam 42.128,74 meter persegi, dan mampu menampung sekitar 65 kapal antar pulau dan memiliki lapangan penumpukan barang seluas 31.131 meter persegi.

Dari segi ekonomi, pelabuhan ini sangat strategis karena berdekatan dengan pusat-pusat perdagangan di Jakarta seperti Glodok, Pasar Pagi, Mangga Dua, dan lain-lainnya. Sebagai pelabuhan antar pulau Sunda Kelapa ramai dikunjungi kapal-kapal berukuran 175 BRT. Barang-barang yang diangkut di pelabuhan ini selain barang kelontong adalah sembako serta tekstil. Untuk pembangunan di luar pulau Jawa, dari Sunda Kelapa juga diangkut bahan bangunan seperti besi beton dan lain-lain. Pelabuhan ini juga merupakan tujuan pembongkaran bahan bangunan dari luar Jawa seperti kayu gergajian, rotan, kaoliang, kopra, dan lain sebagainya. Bongkar muat barang di pelabuhan ini masih menggunakan cara tradisional. Di pelabuhan ini juga tersedia fasilitas gudang penimbunan, baik gudang biasa maupun gudang api.

Dari segi sejarah, pelabuhan ini pun merupakan salah satu tujuan wisata bagi DKI. Tidak jauh dari pelabuhan ini terdapat Museum Bahari yang menampilkan dunia kemaritiman Indonesia masa silam serta peninggalan sejarah kolonial Belanda masa lalu.

Di sebelah selatan pelabuhan ini terdapat pula Galangan Kapal VOC dan gedung-gedung VOC yang telah direnovasi. Selain itu pelabuhan ini direncanakan akan menjalani reklamasi pantai untuk pembangunan terminal multifungsi Ancol Timur sebesar 500 hektar.

Itu dia sobat sejarah pelabuhan sunda kelapa. Bang Mamat Pamit dulu.

Salam Nusantara !

Read more...
 
Sobat Nusantara © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here